Halaman

Rabu, 21 November 2012

Raja dan Pelawak


Dinegeri antah berantah, sang raja sebulan sekali mengundang para pelawak untuk membuatnya tertawa. Hari itu tidak ada seorangpun mampu membuatnya tertawa. Disayembarakan 100 tael emas untuk siapa pun yang bisa membuatnya tertawa.

Datanglah seorang bijak yang berjanji bisa dengan satu kata membuat sang raja tertawa, dan dengan satu kata lagi akan membuatnya marah. Raja tidak percaya dan menjanjik

an 500 tael emas kalau memang sang bijak bisa.

Pesan Sang Ayah

Suatu jaman yang sudah sangat lalu, ada seorang bangsawan yang kaya raya di China, ketika akan meninggal memanggil kedua anak nya, dan memberi pesan: “Anak2 ku, seluruh hartaku akan kubagi dua dan kuberikan kepada kalian. “ Dan kedua anaknya yang sangat berbakti mendengarkan dengan seksama.

“ Ada dua syarat yang harus kalian penuhi. “ Sang ayah menyambung dengan nafas yang terengah engah. “ Perta
ma, pada setiap hari kerja, kalian tidak boleh terkena sinar matahari.” Dan kedua, setiap hari, kalian harus mamakan lima puluh ekor binatang. “

Senin, 19 November 2012

Sang Sufi Bijaksana


Suatu hari, seorang lelaki yang tidak suka istrinya mengikuti ajaran seorang Sufi yang terkenal bijaksana, datang ke tempatnya mengajar. Karena kekesalannya, lelaki itu memaki maki Sang Sufi dan meludahi wajahnya. Murid murid Sang Sufi sangat marah atas penghinaan itu dan ingin menangkap dan menghukum lelaki tersebut. Namun Sang Guru mencegah dan berkata: ”Biarkanlah, itu sudah berlalu”

Dengan ke
sal para murid melepaskan lelaki tersebut. Sadar akan bahaya yang baru saja lewat dan mendapati dirinya malah diselamatkan, lelaki itupun menyesal. Apalagi kemudian diketahuinya bahwa ternyata sang Sufi benar2 orang bijaksana.

Tiga Sahabat yang Saling Membutuhkan


Suatu hari di sebuah peternakan, hiduplah seekor keledai yang merana. Keledai ini dimiliki oleh seorang majikan yang kejam. Setiap hari, si majikan tak pernah luput mencambuk si keledai, meskipun hewan itu tidak bersalah. Karena tidak tahan dengan perlakuan kejam ini setiap hari, si keledai memutuskan untuk lari.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan anjing yang juga diusir pemiliknya karena diangga
p tidak berguna. Mereka berdua memutuskan untuk berjalan bersama.

Tak lama kemudian, mereka melihat seekor ayam yang hendak di sembelih. Karena kasihan melihat nasib si ayam, mereka memutuskan untuk melepaskan ayam dari kandangnya dan bertiga berjalan ke kota Bremen, yang lebih besar dari desa mereka.

Sai Wung dan kudanya

Sai Wung kehilangan kuda betinanya,
salah satu harta terbesar dikehidupan desa.
Seluruh desa berkata “Alangkah sial nasibmu.”
Sai Wung tidak bersedih.

Seminggu kemudian ternyata kudanya kembali,
dan membawa pulang seekor kuda jantan perkasa.
Seluruh desa berkata “Alangkah mujur nasibmu, kami semua iri.”
Sai Wung tidak pula bersorak sorai.

Bisnisman dan Pelayan

Seorang bisnisman yang sukses sedang melepas penat di tepi pantai, sudah 2 hari tidak tidur karena ada pengapalan ikan ke kontainer. Tanpa sengaja, ia melihat seorang nelayan sedang melaut. Baru tengah hari, si nelayan merapatkan kapalnya di dermaga, mengemasi hasilnya, dan pulang menemui keluarga. Melihat hal ini, naluri bisnisnya tergerak.

”Permisi Pak Nelayan,” sapa si Bisnisman. “Boleh saya n
gobrol dengan bapak?” tanya bisnisman itu. ”Oh, silakan,” sambut si Nelayan. “Pak, tadi saya lihat bapak berangkat menangkap ikan di laut. Kenapa masih siang begini bapak sudah merapat pulang?” tanya si bisnisman.